Laporan Jurnalis, Eki Yulianto
, CIREBON - Setelah upaya mencari korban terpaksa dihentikan sementara pada Jumat (30/5/2025) petang, kemudian gempuran tanah longsor kembali mengejutkan daerah tambang batu di Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, menjelang tengah malam.
Secara keseluruhan, terdapat tiga kejadian longsoran berturut-turut tersebut.
Dandim 0620 Kabupaten Cirebon, Letkol Inf M Yusron menyatakan bahwa longsoran tersebut terjadi usai tim gabungan mengakhiri tugas mereka akibat kurangnya penerangan di area bencana.
"Yusron mengatakan bahwa longsoran beruntun yang terjadi di malam hari atau sesudah upaya pencarian korban diakhiri tak terjadi ketika mereka memulai pekerjaan pagi-pagi sekali sekitar pukul 10.00 WIB," jelasnya saat wawancara di tempat kejadian perkara, Kamis (29/5/2025).
Dia menyatakan bahwa longsoran beruntun mungkin timbul akibat situasi alami serta gerakan tanah yang tak terprediksi.
"Kami belum mengetahui pastinya, bisa jadi disebabkan oleh adanya aktivitas dan kondisi alam, terjadi tiga kali longsoran beruntun," katanya.
Untunglah, peralatan berat yang tadinya dipakai untuk proses pencarian sudah dipindahkan terlebih dahulu.
Tim evakuasi telah sukses mengamankan personil serta peralatan yang ada.
Peralatan berat yang digunakan tadi telah diangkut ke bawah.
"Maka, segala perlengkapan serta bahan yang berada di area sekitar tempat kejadian telah dipindahkan dan dalam posisi aman sehingga terhindar dari ancaman longsoran lanjutan," paparnya.
Menghadapi hal itu, regu kombinasi akan mengambil alih pencarian lagi pada hari Sabtu (31/5/2025) di waktu subuh setelah sesi apel dan pemeriksaan anggota serta perlengkapannya.
Kami telah mengatur hari ini tentang aktivitas esok hari yang berkaitan dengan operasi penyelamatkan korban.
Jelasnya, sebelum memulai pencarian tersebut, kami harus mengadakan apel dan mengecek tim kami serta pihak yang berkepentingan.
Proses pencarian akan dimulai dengan penilaian awal serta menggunakan drone dari Basarnas guna menjamin area tersebut bebas dari risiko longsor lanjutan.
"Tadi Basarnas sudah mengatur drone untuk pemeriksaan awal sebelum kami memulai pekerjaan," katanya.
Sebelumnya, upaya mencari korban terpaksa dihentikan secara bertahap pada pukul 17:20 WIB akibat cahaya yang redup serta ancaman longsoran yang cukup besar.
"Betul, hal ini dikarenakan adanya kelemahan sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, khususnya berkaitan dengan kurangnya penerangan. Sebab kita tidak mengetahui asal muasal tanah longsor tersebut," jelas Yusron.
Sampai akhir hari, jumlah korban tewas mencapai 14 jiwa, sedangkan sembilan orang lainnya menderita cedera dan sudah diperiksa di rumah sakit.
"Sebanyak 14 orang telah meninggal dunia, sedangkan 4 lainnya masih dirawat di rumah sakit dari total 12orang yang terluka," ungkapnya.
Pada saat yang sama, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat dan juga Kepala BPBD Jabar, Herman Suryatman, mengumumkan bahwa pemerintah provinsi sudah menetapkan tingkat kewaspadaan darurat untuk bencana tersebut.
"Kami mengungkapkan belasungkawa yang dalam terhadap bencana ini," ujar Herman ketika melakukan pengecekan di lokasi kejadian.
Dia juga menambahkan bahwa prosedur pengosongan area dijalankan usai penilaian komprehensif dilaksanakan.
"Kami setuju untuk mengumumkan kondisi darurat bencana, dikarenakan peristiwa ini mempengaruhi kesejahteraan warga di area Gunung Kuda," katanya.