Kebijakan yang diusulkan oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, tentang pengiriman remaja bermasalah ke barak militer telah menuai kritik.
Kali ini berasal dari komedian sekaligus anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Denny Wahyudi atau lebih dikenal sebagai Denny Cagur.
Dia mengecam masalah kebijakan sampai dengan kurikulum yang berlaku di barak militer.
Denny pun memberikan harapan mengenai program itu.

Sebagaimana telah dikenali, Dedi Mulyadi mengeluarkan aturan tentang sistem pendidikan mirip militer bagi siswa yang bandel di Jawa Barat.
Anak-anak yang diduga bersifat bandel tersebut akan diberikan pendampingan selama berbulan-bulan di asrama tentara.
Meskipun telah diterapkan, kebijakan Dedi Mulyadi tetap mengundang perdebatan antara pendukung dan penentangan.
Bahkan, Komnas HAM dan KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) dengan tegas menyuarakan kritikan terhadap program itu.
Bukan hanya itu, kritik tersebut juga berasal dari anggota DPR, Denny Cagur.
Denny Cagur mengkritisi acara Dedi Mulyadi terkait dengan membawa anak yang bandel ke tenda militer.
Denny Cagur berpendapat bahwa membawa anak ke barak militer tidaklah menjadi satu-satunya jalan dalam menangani perilaku buruk para remaja.
Politisi dari kelompok PDIP tersebut kemudian menyajikan beberapa saran untuk menangani anak yang bandel.
Informasi tersebut terungkap melalui postingan yang ada di akun Instagram @pembasmi.kehaluan.reall pada hari Senin (02/06/2025).
Dalam postingan tersebut, Denny menyinggung tentang keputusan yang diambil oleh Dedi Mulyadi.
Denny menyebutkan bahwa untuk mengatasi perilaku tidak patut pada remaja, solusinya sebaiknya disesuaikan dengan situasinya masing-masing.
Tidak setiap permasalahan dapat diatasi melalui pendekatan pembangunan disiplin.
Lebih jauh lagi, TNI sama sekali tidak mempunyai kurikulum di bidang pendidikan mereka.
Di samping itu, Denny turut cemas bahwa para siswa yang ditempatkan di barak militer mungkin akan tertinggal dalam hal pembelajaran di sekolah.

Masalah setiap siswa berbeda-beda dan tidak selalu berkaitan dengan disiplin, oleh karena itu menurut pendapat saya solusinya harus ditentukan secara individual sesuai dengan kondisi masing-masing siswa.
Denny ingin supaya program tersebut dievaluasi kembali.
Menurut dia, penilaian tersebut sangat diperlukan untuk mengenali konsekuensi yang mungkin timbul.
Baru-baru ini, saya berpendapat bahwa keberadaan tentara bukanlah satu-satunya jawaban; kita harus mempertimbangkan kembali hal tersebut dari segi pelaksanaan disiplin yang mungkin sesuai, namun institusi Tentara Nasional Indonesia (TNI) tidak memiliki kurikulum spesifik untuk pendidikan semacam itu.
"Lagi pula, bila proses pendidikan berlangsung hanya dalam waktu enam bulan, apa nasib pembelajaran siswa di sekolah? Mereka bisa ketinggalan, hal ini harus didiskusikan lebih jauh untuk memastikan bahwa solusi tersebut sungguh-sungguh menjadi yang terbaik," katanya.
Setelah Denny Cagur mengkritisi Dedi Mulyadi terkait membawa anak ke barak militer, para pengguna media sosial dengan cepat menyuarakan pendapat mereka.
Mengejutkan, ternyata banyak orang yang lebih memihak pada program Dedi daripada solusi yang diusulkan oleh Denny Cagur.
"Apakah tidak setiap orang memiliki masalah, dan jika ditanyakan satu per satu, berapa banyak yang memerlukan penanganan? Sebaliknya, keganasan remaja sebenarnya lebih membutuhkan disiplin terlebih dahulu baru kemudian persoalan-persoalannya dapat dibahas," tulis akun @mar**.
"Semua kebaikan bermula dari disiplin..." kata @rus***.
"Siswa di seluruh provinsi ini diperkirakan mencapai beberapa ratus ribu yang diminta untuk menjawab satu per satu tentang kapan mereka akan menyelesaikan studi," ungkap akun @ghy***.
Informasinya saja, Denny Cagur merupakan salah satu calon legislatif dari lingkungan seniman yang sukses duduk di Parlemen.
Dia juga berperan sebagai Anggota DPR RI mewakili fraksi PDIP.
Menurut Kompas.com, Denny secara resmi diangkat menjadi anggota DPR RI pada 1 Oktober 2024 yang lalu.
Denny Cagur mendaftar sebagai calon dari PDI-Perjuangan di daerah pemilihan Jawa Barat II yang mencakup Kabupaten Bandung serta Kabupaten Bandung Barat.
Setelah ditunjuk sebagai anggota DPR, Denny Cagur menyatakan akan meninggalkan industri hiburan.
Dengan nama sebenarnya Denny Wahyudi, dia merasa memiliki kewajiban untuk menangani aspirasi publik yang sudah dipercayakan kepadanya.
"Sebab dengan bisa masuk ke sana, saya menerima berbagai tanggungan yang disampaikan. Maka kelihatannya saya perlu bertanggung jawab atas hal tersebut," jelasnya.
Artikel ini sudah dipublikasikan di Grid.id