Sahabat Atau Pesaing Tersembunyi? Inilah Ciri-cirinya

Hubungan persahabatan seharusnya menciptakan lingkaran yang aman bagi kedua belah pihak untuk memberi dukungan dan berkembang bersama-sama. Akan tetapi, ini bukan selalu terwujud. teman Menunjukkan keikhlasan yang sungguh-sungguh. Sebagian lain malah menimbulkan rasa kompetisi terselubung yang dapat memakan tenaga emosi.

Terkadang, sulit untuk membedakan antara orang yang merupakan sahabat sejati dan mereka yang hanya pura-pura berteman untuk meninggikan diri sendiri. Sebelum situasi menjadi semakin rumit, akan bijaksana jika kita mengenal beberapa ciri-halus yang dapat membantu mengetahui apakah mereka adalah sahabat sesungguhnya. teman Atau mungkin pesaing tersembunyi? Ayo, ketahui lebih lanjut melalui artikel di bawah ini!

1. Sering meremehkan kesuksesanmu

Sahabat sejati umumnya memberikan dukungan yang tulus ketika Anda berhasil mencapai suatu prestasi yang luar biasa. Sebaliknya, sahabat yang memiliki sifat persaingan mungkin akan bereaksi dengan cara merendahkan atau tidak serius terhadap kesuksesan Anda. Mereka cenderung berkomentar semacam "Hanya biasa saja" atau "Aku pun sudah pernah melakukannya dan ternyata lebih sulit".

Walaupun kelihatannya remeh, tanggapan semacam itu dapat menyebabkan keragu-raguan tentang prestasi pribadi Anda. Seolah-olah mereka kesulitan berbahagia atas keberhasilan oranglain dikarenakan selalu fokus pada pemeringkatan dirinya sendiri. Bila kondisi ini terus menerus dialami, hal tersebut bisa membawa dampak negatif hingga menimbulkan rasa ketidakcukupan di dalam suatu hubungan.

"Kamu sukses memperoleh apartemen idamanmu. Selain itu, kamu pun diterima dalam program prestisius yang menjadi cita-cita banyak orang. Sahabat karib pasti turut bahagia dan menyampaikan dukungan total untuk kesuksessanmu," ungkap Layne Baker, LMFT, terapis bersertifikat asal Los Angeles, diketahui SELF .

2. Gemar memberikan pujian dengan nada sindiran

Mereka memberikan pujian yang kadang-kadang terdengar seperti sindiran. Contohnya kalimat ini: "Bagus sekali kau menggunakan warna tersebut; saya sendiri takut untuk mencobanya." Sebetulnya ungkapan semacam itu membawa pesan negatif dengan cara terselubung. Hal ini dapat membingunkan Anda, apakah hendak bersukacita atau malah menjadi kurang yakin akan kemampuan diri.

Metode ini kerap dijalankan agar tampak bersahabat namun masih menjaga posisi mereka yang lebih rendah daripada Anda. Mungkin mereka merasa kurang nyaman dengan tingkat kepercayaan diri Anda dan berusaha mengurangi hal tersebut tanpa kelihatan langsung. Bila Anda sering kali merasa taknyaman sesudah mendapat pujian, mungkin skenario seperti itu tengah terjadi.

3. Terus berusaha untuk mengungguli kisahmu

Temannya yang bersaing cenderung merasa perlu memiliki kisah yang selalu lebih luar biasa dibandingkan dengan milikmu. Saat kamu menceritakan sesuatu yang menyenangkan atau membanggakan, mereka segera memberikan tanggapan dengan pengalaman pribadi yang bahkan lebih dramatis atau mencolok. Sebagai contoh, ketika kamu bercerita tentang kelelahan akibat pekerjaan, mereka cepat-cepat menjawab bahwa mereka jauh lebih sibuk dan mendapatkan waktu tidur yang sangat sedikit.

"Hasrat yang melampaui batasan untuk selalu mencapai posisi paling atas telah menembus tahapan normal dan beralih ke pola tingkah laku yang merugikan, bukannya hanya sebatas perbandingan diri semacam biasanya," jelas Baker.

Awalnya mungkin terlihat seperti ingin berbagi, tapi lama-lama kamu sadar mereka tak benar-benar mendengarkan. Mereka lebih sibuk menunggu giliran untuk membuat percakapan kembali fokus pada diri mereka. Hal ini bisa melelahkan dan membuatmu merasa hubungan tidak setara.

4. Mengikuti tetapi dengan niat untuk mengubah

Meniru gaya hidup atau pilihan teman sebenarnya wajar selama itu dilakukan karena ketertarikan yang tulus. Namun, teman kompetitif kerap meniru sesuatu yang kamu lakukan hanya untuk membuktikan bahwa mereka bisa melakukannya lebih baik. Misalnya, setelah kamu cerita ingin kuliah S2, mereka tiba-tiba ikut mendaftar padahal sebelumnya tak tertarik.

Sebaliknya dari mendapat inspirasi, kamu malah merasa diperhatikan dan ditiru secara konstan. Mereka menggunakan setiap gerakanmu sebagai standar untuk mengungguli, bukannya berusaha berkembang bersama-sama. Ini pada akhirnya dapat menciptakan persaingan yang tak sehat dalam ikatan kalian.

5. Berusaha menjatuhkanmu diam-diam

Perasaan cemburu dan dengki dapat menyebabkan sahabat bersaing diam-diam mencoba untuk merendahkan Anda. Mereka barangkali enggan mengajak Anda dalam acara vital supaya Anda tidak mendapatkan sorotan ekstra. Lebih jauh lagi, mereka bahkan boleh jadi akan memberi nasihat kepada Anda buat menolak peluang baik itu atau ikut campur urusan personal Anda secara negatif.

Ide pokoknya adalah supaya Anda tidak terlalu mencolok dibandingkan mereka. Pendekatan seperti itu bukan saja membahayakan, tetapi juga dapat merusak kepercayaan di antara teman-teman. Apabila Anda menyadari adanya perilaku aneh dan mulai merasakan kerugian akibat hal tersebut, sangat penting untuk membuat jarak dan memeriksa ulang hubungan itu.

Menjalin persahabatan Yang penting adalah memiliki perasaan saling menguatkan, bukannya bersaing. Bila Anda merasa jemu selalu harus membuktikan kemampuan diri atau takut dengan kesuksesan pribadi, bisa jadi telah waktunya untuk membuat garis batas.

GDesain

Website Berbagi desain gratis terlengkap. Juga menyediakan Jasa Desain Murah.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama