Pariwisata Sungai Kalimasada, yang memiliki kanal air bersejarah dari masa kolonial Belanda di Klaten, Jawa Tengah, cocok untuk dikunjungi saat akhir pekan.
Sungai Kalimasada, ada Saluran irigasi lama yang berasal dari zaman kolonial Belanda di Klaten, Jawa Tengah.
Sungai Kalimasada di Klaten merupakan salah satu sumber air bersejarah yang telah ada sejak masa penjajapan Belanda.
Kehadirannya tak sekadar memenuhi kebutuhan irigasi, melainkan juga merupakan elemen krusial dalam struktur penyedia air yang ditinggalkan oleh masa kolonial Belanda.
Sungai Kalimasada di Klaten telah menyaksikan perubahan sepanjang zaman, mulai dari masa penjajahan sampai dengan pertumbuhan kota Klaten saat ini.
Saat ini, sungai tersebut tetap memiliki peranan penting dalam kehidupan warga lokal dan juga berfungsi sebagai destinasi pariwisata.
Daya Tarik Sungai Kalimasada
Kabupaten Klaten yang terkenal dengan sumber airnya telah dieksploitasi sejak masa penjajahan Belanda.
Salah satunya terbukti dengan keberadaan saluran irigasi purba yang ditemukan di Desa Sudimoro, Kecamatan Tulung, dan dikenal sebagai Plengkung Pitu.
Mengagumkannya, situs bersejarah tersebut sampai hari ini masih digunakan sebagai sistem irigasi.
Kehadirannya juga difungsikan menjadi area pariwisata.
Kalimasada River Tourism adalah nama destinasi wisata yang terletak di saluran sungai bersejarah itu. Destinasi ini merupakan salah satu tempat yang relatif baru untuk dikunjungi.
"Perekrutan resmi terjadi pada Oktober 2021. Oleh karena itu, bulan depan di October (2022), akan berlalu setahun," ujar Indri, manajer dari Wisata Sungai Kalimasada, saat memberikan keterangan tersebut. Kompas.com , Jumat (22/7/2022).
Tempat wisata Sungai Kalimasada berlokasi di Desa Sudimara, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Mulai dari titik tengah kota Klaten, jarak yang harus ditempuh adalah sekitar 18 kilometer dan membutuhkan waktu perjalanan sekitar 40 menit.
Wisata Sungai Kalimasada
Kompas.com sempat mengunjungi tempat wisata Sungai Kalimasada pada hari Kamis (14/7/2022).
Biaya entri yang Kompas.com tanggung pada waktu tersebut adalah sebesar Rp 5.000 karena masih hari kerja. Namun ketika sedang musim liburan atau bertepatan dengan hari libur nasional, tarif untuk setiap pengunjung menjadi Rp 10.000.
Setelah menggendengkannya ke area parkir kantor desa Sudimoro, Kompas.com mengikuti jalannya menuju daerah lembah sungai.
Dari anak tangga utama, terlihat panorama taman di lembah Sungai Kalimasada yang dipenuhi tanaman hijau serta berbagai jenis bunga dan area-spot untuk mengambil gambar dalam beragam warna.
Di bagian selatan taman, ada sebuah gedung tua yang menonjol, yaitu saluran irigasi lama yang ditinggalkan oleh Belanda.
Struktur saluran berfungsi sebagai penghubung antara aliran air diujung lembah satu dengan ujung lainnya.
Saluran tersebut dinamai Plengkung Pitu sebab ada tujuh lengkungan yang mendukung jembatan air itu.
Di luar sekedar jalan-jalan di taman, para pengunjung pun dapat menikmati sejumlah kegiatan lainnya, termasuk berenang di kolam untuk anak dan orang dewasa, meluncurkan diri di dalam tempat permainan bola khusus bagi si kecil, sampai merasakan keseruan bermain air di aliran sungai.
Indri menyebutkan bahwa air pada kolam untuk anak serta orang dewasa berasal secara langsung dari sumber alami, menjadikannya segar tanpa campuran kapur sirih.
Jam operasional untuk mengunjungi Wisata Sungai Kalimasada berlangsung dari pukul 08.00 WIB hingga 17.00 WIB. Kemudian, ada juga tempat makan angkringan yang membuka hingga larut malam.
(/Kompas.com)