
Mengerikan. Itulah pendapat sebagian besar orang saat melihat kecoak, dikarenakan hubungannya dengan kotoran. Terlebih lagi, jika yang melihat adalah perempuan atau anak-anak, mereka mungkin akan berseru akibat rasa takut.
Kecoak adalah salah satu serangga yang bisa menyebar beragam jenis kuman dan virus penyakit kepada manusia.
Namun, bukan karena adanya virus tersebut yang menimbulkan rasa takut pada beberapa orang saat melihatnya. Bisa jadi alasannya adalah kemampuan kecoak untuk terbang dan mendarat di tempat sembarangan sesuai kehendak mereka, sehingga orang cenderung menjauhi serangga ini.
Lagi pula, tampilannya memang menakutkan dengan tampangnya yang jelek, berwarna hitam atau coklat pekat, dan ada dua "antena" yang seperti radar di kepalanya.
Mengapa kecoak membawa virus? Ini disebabkan oleh fakta bahwa mereka tinggal di habitat yang tidak bersih dan mencari makanan dari berbagai area, termasuk daerah-tempat pembuangan sampah.
Dalam bahasa Indonesia, kata "kecoak" merupakan istilah resmi yang termasuk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Namun, dalam keseharian juga dikenal sebagai kecoak. Di berbagai wilayah, hewan ini disebut lipas atau lipeh, serta coro.
Jadi, karena hal itu sangat mengganggu, rasanya aneh jika seseorang memelihara kecoak. Hal ini yang sebenarnya terjadi di Thailand.
Betul, merawat anjing, kucing, hingga ular mungkin sudah umum. Tapi, di Thailand saat ini, membudidayakan kepik juga menjadi tren, sampai-sampai mereka sering diajak berjalan-jalan.
Ketika cerita ini terbongkar, dimulai dengan seorang wanita yang berniat untuk melakukan tindakan mulia. Namun, niat baik tersebut justru menimbulkan amarah karena masalah yang disebabkan oleh seekor lipas.
Sebagaimana dilansir oleh Media NDTV pada hari Rabu, 21 Mei 2025, insiden tersebut terjadi di kota Kamphaeng Phet, Thailand. Tempat kejadian tepat berada di dalam pasar malam yang sibuk.
Pada saat tersebut, seorang wanita menyaksikan ada turis mancanegara yang memakai topi panama. Terdapat seekor kumbang berwarna hitam pekat yang bersarang di atas topinya.
Wanita itu dengan refleks menginjak serangga yang menakutkan itu sehingga membuat pikiran pemuda wisatawan asing itu goyah.
Namun, sang pria yang sadar akan kecoak milikannya sudah menghilang, langsung berseru dengan amarah memuncak. "Hai! Itu hewan peliharaku!" teriakkannya.
Pria tersebut tampak cemas sambil mengitari area untuk menemukan kecoaknya. Beruntung, hewan itu akhirnya keluar dari pinggir jalan dan bergegas menuju tuannya. Pemilik dengan siulan kerabat paling dicintainya berhasil bertemu kembali.
Insiden yang diposting di salah satu jejaring sosial tersebut langsung menyebar dengan cepat. Pengguna internet kemudian beramai-ramai mengomentari situasi tersebut dengan candaan yang kocak.
"Beruntung perlindungan bukannya semut. Mencari nya dapat memakan waktu seumur hidup jika lenyap," kata seorang pengguna media sosial.
"Apakah ada yang mengenal pria tersebut? Rumah saya dipenuhi oleh banyak kecoak, silakan ambil semuanya dan peliharalah. Saya sama sekali tidak keberatan," tulis seorang warganet lainnya.
"Cobanya pasang tali pada si kecoak tersebut seperti halnya dengan anjing agar tak berlari-larian di area publik," demikian kata seorang netizen lainnya.
Demikianlah, memiliki kecoak sebagai hewan peliharaan bisa dibilang seperti cerita ganjil namun benar-benar terjadi. Tak cuma di Thailand, bahkan di Amerika Serikat juga pernah mengalami hal serupa yang tak kalah mengejutkan. Mari kita simak kisahnya berikut ini.
Kyle Kandilian, seorang pemuda asal Dearborn, Michigan, Amerika Serikat yang baru menginjak usia 20 tahun, tercatat memiliki hobbi unik yaitu merawat kumbang atau dalam bahasa Inggris disebut cockroaches.
Tanpa ragu, dia menghias dinding kamarnya dengan rak yang berisi sekitar 200.000 ekor kecoa peliharannya.
Minat Kyle terhadap kecoak bermula ketika dia menyaksikan dan menggenggam berbagai spesimen kutu besar asal Madagaskar yang dipajang dalam suatu acara teknologi di University of Detroit Mercy.
Dari saat itu, Kyle menjadi sangat tertarik pada jenis hewan yang umumnya dibenci dan dijauhi banyak orang karena dianggap menjijikkan.
Kyle setelah itu kembali kerumah dan menanyakan pada ibunya apakah boleh ia merawat kecoak.
Ibu Kyle pada awalnya pastinya terkejut dan kurang setuju dengan tuntutan anak laki-lakinya tersebut. Meskipun demikian, dia pun tak menghalangi Kyle dalam mewujudkan hasrat yang dimilikinya.
Tanpa diduga, kamarnya Kyle saat ini dihuni oleh kurang lebih 200.000 ekor kecoak yang terdiri dari 130 jenis berbeda.
Tidak ada klarifikasi tentang apakah kecoak yang dipelihara berkembang biak dengan pesat, atau justru Kyle sangat lincah dalam mencari dan menangkap kecoak. Bisa juga kombinasi kedua faktor tersebut.
Hebatnya Kyle terletak pada fakta bahwa dia bukan hanya senang merawat kecoak, melainkan juga mengubah hobinya itu menjadi suatu usaha yang memberikan penghasilan cukup besar.
Tidak tahu darimana asalnya, Kyle memutuskan untuk menjual kepiting yang dipeliharanya itu sebagai panganan bagi reptil. Dia pun menjualnya di internet kepada para kolektor serangga serta pemilik reptil lainnya. (Note: There seems to be an error in your original sentence; you mentioned "kepiting" which usually refers to crabs but then talked about selling them for feeding reptiles where cockroaches are commonly used. It might have been intended 'kocheng' referring to cockroach instead of 'kepiting'. So I adjusted my translation accordingly based on common understanding.) Corrected version: Tidak tahu darimana asalnya, Kyle memutuskan untuk menjual kockeng (sejenis kutu) yang dipeliharaannya itu sebagai panganan bagi reptil. Dia pun menjualnya di internet kepada para kolektor serangga serta pemilik reptil lainnya.
Kecoak badak merupakan salah satu spesies hewan peliharaan yang sangat berharga bagi Kyle. Dikatakan bahwa kecoak badak asli dari Australia ini bisa bertahan hidup antara 10 hingga 15 tahun.
Dan mungkin sulit dipercaya, namun kupu-kupu rhinoceros ini umumnya ditawar dengan harga USD 150-200 per ekornya. Sungguh luar biasa harganya.
Dengan usaha ternak kepik tersebut, Kyle berhasil membayar uang sekolahnya, menambah jumlah kepik yang dimilikinya, serta menyokong hobi-hobinya lainnya, termasuk main videogame dan bercocok tanam.
"Upayaku adalah merubah pandangan masyarakat terhadap kecoa, tetapi memasukkan seorang gadis ke dalam kamar berisi banyak kecoa pasti akan menimbulkan rasa tidak nyaman," kata Kyle kepada Detroit Free Press.
Di luar kecoa badak, terdapat juga jenis kecoa lain yang memiliki daya jual tinggi yaitu kecoa asal Madagaskar.
Di dalam buku berjudul "Peternakan Kecoa Madagaskar" (yang juga dikenal sebagai Gromphadorhina Portentosa), dijelaskan bahwa kecoa asli Madagaskar memiliki kadar protein yang melebihi jangkrik dan menjadi makanan favorit bagi pemangsanya seperti burung serta kadal.
Itulah kunci sukses mendapatkan laba berlimpah dari beternak kepiting asli Madagaskar itu, yang sebenarnya cukup umum untuk dipelihara.
Di luar menjadi hewan peliharaan, kecoa Madagaskar pun digunakan sebagai sumber makanan untuk binatang lain, misalnya kadal dan burung hantu.