LINGGA PIKIRAN RAKYAT - Halo, pecinta otomotif! Apakah kau pernah melihat Honda Blade 125 FI Terus berpikir, "Wow, ini pasti motor balap underbone!"? Penampilannya memang sangat keren, bro. Terlihat tajam, sporty, dan membawa nuansa balapan. Namun... tunggu sebentar, jangan sampai tersesat oleh penampilannya saja.
Meskipun tampilan luarnya terlihat garang, kinerja Blade 125 FI tidak sesegara yang dipamerkan. Beberapa pengendara merasakan kekecewaan karena motor tersebut dirancang lebih pas untuk driver biasa seperti ojek daripada dikendarai dengan penuh tenaga. Berikut lima kelemahan dari Blade 125FI yang membuatnya hanya unggul dalam penampilan saja.
1. Akselerasi Kurang Maksimal, Performa Mesin Tak Sesuai Untuk Kecepatan Tinggi
Secara teori, spesifikasi mesin Honda Blade 125 FI sebenarnya cukup menggiurkan:
-
Mesin : 4-tak, 125cc, SOHC
-
Tenaga : 10,1 PS pada 8.000 putaran per menit
-
Torsi : 9,3 Nm
Namun kenyataannya di lapangan, prestasinya di atas rata-rata. lemes banget Saat mencobanya dengan kecepatan maksimal, motor justru mogok. Malahan untuk merasakan performanya saja sulit. 100 km/jam pun berasa effort banget.
Kenapa bisa gitu?
Karena ECU-nya dirancang buat irit bahan bakar , tidak untuk kinerja. Akibatnya, ketika lo menambah gas tiba-tiba dan berbelok secara mendadak, Bensin yang diberikan tidak sesuai dengan jumlah udaranya. Efeknya adalah pembakaran menjadi tidak maksimal. Malah terkadang bisa tiba-tiba mati, loh!
Ciri khasnya? Warna busi jadi putih , bukanlah warna merah bata ataupun abu-abu. Itu menandakan bahwa area tersebut mengalami kebakaran hutan, bro.
Jika kamu ingin meningkatkan perfomannya, harus mengutak-atik ECU atau melakukan pemetaan ulang. Namun hasilnya akan berbeda dari bawaan pabrikan.
2. Penyambung Mesin Lawas, Usia Penggunaannya Sangat Singkat
Masih pakai roller tensioner berbahan karet Ya Tuhan, ini teknologi masa kini. Honda Astrea Grand Sungguh ganjil, motor yang modern tiba-tiba seperti mundur begitu.
Efeknya?
-
Roller tensioner gampang aus (hanya tahan hingga sekitar 5.000 km)
-
Per tensioner gampang kendur
-
Rantai keteng bisa cepat berisik dan longgar
Ini sangat berbeda dari generasi sebelumnya. Supra X 125 karburator yang sudah menggunakan tensioner lidah bertipe geser — lebih awet terhadap benturan!
Beberapa solusi perubahan umum yang sering diimplementasikan adalah sebagai berikut:
-
Pakai roller tensioner Astrea Grand (lebih keras)
-
Ganti per tensioner pakai oleh pengaturan ulang master rem Yamaha Mio (lebih panjang dan kuat)
Namun demikian, masih perlu usaha dan biaya ekstra untuk mempertahankannya agar tahan lama.
3. Shockbreaker Keras, Jok Licin = Bokong Tersiksa
Desain bisa saja terlihat olahraga, tetapi tentang kenyamanan? Wah...
Suspensi depan dan belakang pada sepeda motor Honda Blade 125 FI terasa keras banget , apalagi untuk kamu yang sering melintasi jalan berlubang. Kejamnya hingga membuat pinggang dan pantat mengeluh, bro!
Selain itu, Jok karakternya cukup tegas dan halus. Jika kamu mengerem tiba-tiba, siap-siap terdorong ke depan seperti sedang naik perosotan.
Alternatif Solusi Sendiri untuk Meningkatkan Kenyamanan:
-
Ganti shock belakang gunakan merek aftermarket seperti YSS, Ride It, atau Kayaba
-
Revalving shock depan biar ayunannya lebih empuk
-
Bongkar jok , tambahkan foam dan ganti cover jok menggunakan material anti-slip (contohnya MBTech Riders)
Jika tidak, maka bersiaplah untuk merasakan bokong yang kaku setelah mengendarai lebih dari 30 menit.
4. Dashboard Semua Analog, Seperti Motor Zaman 2000-an
Pada masa ketika motor 125 cc sudah umumnya menggunakan teknologi digital, Blade 125 FI tetap tertinggal dengan sistem:
-
Speedometer analog
-
Indikator bensin analog
-
Dan… sistem speedometer pakai kabel!
Ya, kabel tersebut terhubung dengan roda depan. Sistem lama ini cukup rentan. putus , dan ketika sudah berakhir, speedometernya akan terhenti Total atau mati sempurna.
Padahal nih ya, Supra X 125 karburator Generasi sebelumnya sudah menggunakan indikator digital dan sensor kecepatan pada gear belakang -- lebih akurat, tahan lama, dan tidak merepotkan untuk perawatannya.
5. Pompa Bahan Bakar Rusak Cepat, Usia Penggunaan Kurang dari 6 Tahun
Permasalahan ini cukup signifikan dan sangat lazim ditemui pada sepeda motor Blade 125 FI.
Fuel pump gampang ngadat atau mati total , khususnya setelah menggunakan selama 5 tahun.
Sebenarnya, meski menggunakan bensin non-subsidi sekalipun tidak menjamin keamanan. Jika pompa bahan bakar rusak, maka motornya tidak akan menyala. Sayangnya, suku cadang ini sulit didapatkan. mahal cuy!
-
Fuel Pump Assy (ori) : Rp400.000-an
-
Rotak/pompa doang (non-ori) : Rp100.000-an
Untuk kamu yang ingin menghemat biaya, cukup gantilah rodatnya saja. Namun,pastikan bahwa kualitas dan merknya benar-benar terpercaya. Jangan sampai justru rugi dua kali lipat.
Apakah Blade 125 FI Cocok untuk Digunakan Sehari-hari atau Dimodifikasi?
Jawabannya: tergantung kebutuhan lo.
Kalau lo nyari motor:
-
Buat modifikasi gaya racing
-
Dengan desain sporty bawaan pabrik
-
Namun tidak begitu memikirkan kinerja mesin.
→ Blade 125 FI tetap dapat menjadi opsi yang baik.
Namun jika kalian ingin sepeda motor yang:
-
Kinerja bagus di setiap ronde
-
Fasilitas canggih dengan kemudahan yang lebih besar
-
Nyaman buat perjalanan jauh
→ Bisa jadi lo lebih sesuai kalau memilih bebek lain seperti itu. Jupiter Z1, Supra X 125 dengan Helm-in , atau mungkin berpindah ke moped matik 125cc .
Saran Agar Pengendaraan Blade 125 FI Menjadi Lebih Nyaman:
-
Mapping ulang ECU untuk mendapatkan gerakan yang lebih agresif
-
Perbarui busi dan filter udara biar pembakaran lebih optimal
-
Ganti shock + jok buat ningkatin kenyamanan
-
Gunakan bensin berkualitas tinggi agar pompa bahan bakar lebih tahan lama
-
Biasanya membersihkan tensioner dan menggantinya dengan roller yang lebih kuat.
Setelah beberapa penyesuaian, Blade 125 FI dapat berperforma lebih baik — walaupun masih tidak bisa dibandingkan dengan motor 150 cc.