
- Apakah burung suka alkohol? Jawaban ini mungkin akan membuat Anda terkejut: ya, dan mereka mengonsumsinya jauh lebih sering daripada yang kita bayangkan. Penelitian ilmiah baru-baru ini menyatakan bahwa beberapa jenis burung dapat terkena etanol dengan memakan makanan harian mereka seperti nectar, buah-buahan, bahkan serangga yang telah memakan tumbuhan dalam proses fermentasi.
Penelitian ini diketuai oleh Dr. Robert Dudley bersama tim dari Museum of Vertebrate Zoilogy, Universitas California di Berkeley. Mereka menginvestigasi tentang adanya zat kimia yang disebut ethyl glucuronide (ETG) —hasil dari proses metabolisasi alkohol— ditemukan pada bulu burung untuk menentukan apabila burung itu sebelumnya telah memakan panganan yang memiliki kandungan etanol.
Di bidang kesehatan manusia, EtG terkenal sebagai indikator jangka panjang pengonsumsian alkohol. Para peneliti mengadaptasi metode tersebut untuk digunakan pada burung berdasarkan anggapan bahwa bulu baru yang tumbuh saat terpajan terhadap etanol akan mempertahankan zat ini. Saat proses pertumbuhan bulu telah lengkap, EtG masih tersimpan dan dapat ditelaah dalam lab.
Bukan Hanya Pengkonsumen Buah dan Nektar
Banyak orang mungkin menganggap bahwa hanya burung pengonsumsi buah ( frugivora dan konsumen nectar nektivora ) yang berpotensi terkena dampak alkohol dari produk fermentasi tersebut. Akan tetapi, temuan studi ini mengungkap sesuatu yang bertentangan dengan itu.
"EtG ditemukan bukan hanya pada burung penghisap nektar, tapi juga pada jenis burung yang memakan biji, serangga, dan hewan kecil lain," jelas Cynthia Wang-Claypool, penulis utama dari riset tersebut.
Ini menunjukkan bahwa alkohol dapat berasal dari beberapa sumber: contohnya, serangga yang mengonsumsi buah sudah difermentasi atau biji yang terkontaminasi oleh mikroorganisma pembuat etanol.
Si Kecil Penyedot Nektar: Burung Garuda dan Proses Fermentasi Gula
Salah satu hewan penghasil nectar yang paling stabil berasal dari burung kolibri, terutama Burung Kolibri Anna, yang sangat memerlukan nektar sebagai sumber energi. Di alam bebas ataupun di kebun rumah, cairan ini - terlebih saat musim panas – dapat dengan cepat mengalami proses fermentasi.
"Tempat minum burung buatan yang mengandung sirup air gula dapat menjadi sumber etanol apabila tidak dibersihkan dengan teratur," kata para peneliti.
Burung kolibri di daerah perkotaan lebih cenderung menghasilkan tanda-tanda etil glukuronida, mendukung hipotesis bahwa spesies burung kecil tersebut kemungkinan besar 'meneguk' secara tidak sengaja.
Apakah Ada Dampak dari Minuman Keras pada Burung?
Banyak hal tentang efek etanol pada burung masih menjadi misteri. Akan tetapi, para peneliti menegaskan bahwa bahaya paparan alkohol—walaupun hanya sedikit—bisa merusak kinerja penerbangan, pola pencarian makanan, serta keselamatan hewan tersebut.
Burung yang agak 'mabuk' mungkin akan kesulitan menavigasi, berisiko tinggi terjadinya benturan, atau rentan dimangsa oleh pemangsanya.
EtG yang terdapat di rambut dapat menunjukkan periode waktu yang lebih lama, namun ada masalah lain akibat adanya siklus pertumbuhan dan pergantian rambut. molting ) yang berbeda pada setiap spesies. Artinya, ada periode waktu tertentu di mana EtG bisa terdeteksi, dan lainnya tidak.
Apa Artinya bagi Pecinta Burung?
Untuk para penikmat burung serta penyedia pakan bagi burung, hasil studi ini membawa pesan penting: gantilah air gula dengan teratur agar fermentasi bisa dicegah. Tambahan lagi, menjaga kebersihan dari buah-buahan yang jatuh di area taman rumah pun akan menekan peluang burung memaksa makanan berisi etanol.
Paparan binatang terhadap etanol mungkin jauh lebih sering dari yang kita bayangkan," ujar Dudley. Menurut peneliti ini, hal tersebut membangun dasar untuk penyelidikan lebih mendalam tentang metabolisme alkohol pada burung -- suatu bidang riset yang sebelumnya telah banyak ditelaah dalam konteks kedokteran manusia.
Peneliti mengungkapkan keinginan untuk meneruskan risetnya tentang dampak musiman pada eksposur etanol, khususnya saat buah lepas dari pohon atau selama periode migrasi burung. Mereka juga bertanya-tanya apakah beberapa jenis hewan dengan sengaja mencari buah atau nectar yang sudah sangat masak, yang bisa memberikan efek 'alkohol' alamiah bagi mereka.
Bagian artikel ini didasarkan pada riset yang dipublikasi dalam jurnal Ecological and Evolutionary Physiology , dan dipimpin oleh Cynthia Y. Wang-Claypool serta Dr. Robert Dudley.