GDesain11.xyz Pada kalender Hijriah terdapat beberapa peristiwa penting dengan makna rohani yang kuat. Di antara periode tersebut, sepuluh hari awal bulan Dzulhijjah dianggap sangat baik bagi umat Muslim untuk menggenjot kegiatan beribadah. Waktu ini dinilai sebagai masa tersukse dalam sepanjang tahun guna menambah jumlah dan mutu pekerjaan baik serta merapatkan hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Keutamaan sepuluh hari awal Dzulhijjah diakui oleh banyak ulama dan diperkuat dengan dalil-dalil dari Al-Qur’an serta hadis sahih. Allah SWT secara khusus menyebutkan waktu ini dalam Surah Al-Fajr ayat 1–2, “Demi fajar, dan malam yang sepuluh.”
Sejumlah tafsiran dari tokoh-tokoh seperti Ibnu Abbas, Mujahid, serta para ulama terdahulu mengindikasikan bahwa "malam kesepuluh" ini berhubungan dengan sepuluh malam awal dalam bulan Dzulhijjah.
Dalam interpretasi tradisional, sumpah Allah di Al-Quran menggambarkan kemuliaan dan keterlibatan penting dari sesuatu yang diperkarakan.
Menurut riwayat dari Ibnu Abbas yang dicatat dalam kitab hadis sahih, Rasulullah SAW bersabda bahwa amal saleh yang dilakukan selama sepuluh hari ini lebih dicintai Allah dibandingkan amal di hari-hari lain, termasuk jihad di jalan Allah.
Kecuali, kata Nabi, seseorang yang benar-benar berangkat berjihad dengan seluruh hartanya dan dirinya, lalu tidak kembali. Hal itulah jadi satu-satunya bentuk amal yang bisa menyaingi keutamaannya.
Bukan hanya satu macam ibadah yang diprioritaskan pada masa ini, melainkan beragam jenis kebaikan pokok juga bertemu dalam rentang waktu tersebut. Hal itu mencakup salat, puasa, zakat, serta umrah atau haji. Gabungan semacam ini tak dapat ditemui di setiap bulan, bahkan saat Ramadhan sekalipun.
Puncak Sepuluh Hari Pertama Dzulhijjah
Dari kesepuluh hari ini, hari ketujuh belas - juga dikenal dengan nama Hari Arafah - mencapai puncak perayaannya. Pada hari suci ini, para peziarah haji menjalankan ibadah wukuf di Padang Arafah, yang merupakan elemen terpenting dari rukun haji mereka. Bagi kaum Muslimin yang belum menunaikan ibadah haji, sangat direkomendasikan untuk melakukan puasa pada tanggal istimewa tersebut.
Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa berpuasa pada hari Arafah memberikan pahala yang sangat tinggi, yaitu dapat melenyapkan dosa-dosa dari tahun sebelumnya serta tahun mendatang.
Hari ke-10 di bulan Dzulhijjah ditandai dengan perayaan Idul Adha, suatu peringatan penting bagi umat Muslim yang mencakup ritual penyembelihan hewan qurban.
Pemotongan hewan korban di hari itu menggambarkan kesetiaan terhadap Allah serta mewujudkan teladan dari cerita pengorbanan Nabi Ibrahim AS. Peraturan tentang pemujaan ini mencerminkan kedekatan hati dan taat menjalankan perintah-Nya.
Walau sepuluh malam terakhir Ramadhan dipahami mempunyai Lailatul Qadar yang begitu suci, beberapa pakar agama justru berpendapat bahwa sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah menawarkan manfaat lebih besar dalam hal amalan secara fisik.
Oleh karena itu, banyak orang yang mengusulkan agar meningkatkan kebaikan dengan cara membaca Al-Quran, zikir, memberi sedekah, dan lebih sering melakukan puasa sunnat dalam masa tersebut.
Tetapi, perlu dipahami bahwa praktik ibadah, terutama haji, menyesuaikan dengan kalender dan jadwal yang berlaku di Arab Saudi. Ini disebabkan oleh fakta bahwa seluruh serangkaian ritual haji dilangsungkan di Mekkah serta area sekelilingnya.
Maka dari itu, jemaah haji mengatur waktunya sesuai dengan zona waktu di Arab Saudi.
Pada saat yang sama, umat Islam yang tinggal di luar Arab Saudi, misalnya di Indonesia, menentukan awal bulan Dzulhijjah serta perayaan Idul Adha dengan cara melakukan rukyatul hilal di daerah mereka sendiri.
Selisih zona waktu serta letak geografis dapat menghasilkan variasi dalam terbitnya bulan baru. Sebagai akibatnya, hari ke-1 Dzulhijah atau perayaan Iduladha mungkin akan tertunda satu hari daripada di Arab Saudi.
Mengingat semua keunikan ini, sepuluh hari awal bulan Dzulhijjah merupakan momen berharga yang patut tidak boleh disepelekan. Tingkatkan doa, tambahi perbuatan baik, serta gunakan seluruh kesempatan agar mendapatkan keridhoan Allah SWT.
Peluang ini hadir cuma satu kali dalam setahun, dan orang-orang yang berhasil mengoptimalkannya akan mendapatkan berbagai manfaat di kehidupan dunia serta akherat. ***