Indonesia Menghadapi Krisis Ekonomi jika Pertumbuhan Q2 Melorot Lagi, Janji Prabowo Dalam Mencoba

PIKIRAN RAKYAT - Indonesia saat ini sedang menghadapi krisis ekonomi. Pasca perlambatan pertumbuhan ekonomi yang turun hingga 4,87% di kuarter I tahun 2025, beberapa perkiraan menunjukkan bahwa kuarter kedua diperkirakan akan melanjutkan tren penurunan dengan penghitungan sekitar 4,8%.

Apabila peristiwa ini terwujud, maka Indonesia secara resmi akan berada di dalam zona resesi teknikal, suatu kondisi yang menunjukkan perekonomian sedang mengalami penurunan selama dua kuartal berturutan.

Berdasarkan survei Bloomberg yang melibatkan 31 ahli ekonomi, perlambatan tersebut tidak hanya disebabkan oleh faktor musiman. Proyeksi pertumbuhan sebesar 4,8% year-on-year (yoy) di kuarter kedua menunjukkan bahwa perekonomian nasional sedang mengalami pelemahan struktural.

Apabila ini terverifikasi dalam laporan resmi, maka beban kerja tim ekonomi Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto bakal semakin meningkat.

Sasaran Melempar, Janji Kampanye di Puncak Kendali

Presiden Prabowo bertujuan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8%, melebihi prestasi periode kepresidenan Jokowi yang selalu berada di angka 5%. Akan tetapi, dengan hasil pada kuarter I serta perkiraan kuarter II yang justru datar atau malah merosot, impian itu terlihat makin sulit direalisasikan.

" Ini bukanlah metode yang tepat untuk menjalankan operasional. Prabowo sempat menyampaikan bahwa penggunaan dana APBN harus difokuskan pada peningkatan efisiensi negeri, dan tidak boleh dikurangi," ungkap analis Bloomberg, Daniel Moss, pada tanggal 29 Mei 2025.

Sebalinya dari pertumbuhan, belanja pemerintah justru merosot drastis, sementara investasi tetap datar, dan pemakaian barang oleh rumah tangga berkurang. Tercatat Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia bahkan pernah terkoreksi sebesar 0,98 persen bila dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Gaya Serangan Doble: Harga Trump dan Penggunaan Lemah

Bukan hanya tekanan internal saja, kebijakan perdagangan oleh Presiden AS Donald Trump juga memperberat beban. Tingkat tarif balasan sebesar 32% atas produk-produk Indonesia merupakan salah satu yang tertinggi di kawasan ASEAN. Meskipun kemudian dikurangi menjadi 10% demi menciptakan titik temu, efeknya tetap cukup besar.

"Saat berbagai ekonomi akan dipengaruhi oleh tarif Amerika Serikat, bea balasan senilai 32% merupakan salah satu yang tertinggi dalam kawasan," jelas Moss.

Akan tetapi, aspek positif dari ketidakstabilan global saat ini adalah penurunan nilai dolar Amerika Serikat, yang pada gilirannya mendukung penguatan kurs rupiah. Di triwulan ini, rupiah mulai menemukan titik stabilitas setelah goncangan besar di tahun sebelumnya.

Kehebohan di Masa Awal Kepemimpinan: Antara Janji dan Kenyataan

Selama tujuh bulan awal kepemimpinan Prabowo, terjadi serangkaian keputusan tak terduga serta bertentangan satu sama lain. Kebijakan peningkatan PPN yang sudah dirancang cukup lama tiba-tiba ditarik, menimbulkan respons negatif di kalangan pasar. Kemudian, usaha pemerintah untuk melakukan efisiensi justru berujung pada cemoohan publik: beberapa kantor departemen mati listrik dan mengurangi penggunaan elevator dalam rangka "pembatasan biaya".

"Moss mengatakan bahwa pemerintah tampaknya bingung dan tak mengetahui langkah selanjutnya," katanya.

Dia menyebutkan bahwa keributan seperti itu tak sejalan dengan sifat kebijakan ekonomi Indonesia pasca krisis Asia, di mana prinsip utamanya adalah menjaga stabilitas serta memastikan hal-hal dapat diprediksi.

Spekulasi justru menyarankan bahwa Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mungkin akan mengambil langkah pensiun, yang semakin memperkokoh keraguan di kalangan pasar tentang berkurangnya kontrol para teknonokratis dalam merancang strategi perekonomian.

Bank Indonesia dan Tanda-Tanda Relaksasi Kebijakan Moneter

Menghadapi situasi yang kian mendesak, Bank Indonesia telah mengambil keputusan untuk menurunkan tingkat suku bunga serta menyampaikan sinyal akan adanya langkah longgar dalam kebijakan moneternya selanjutnya.

Tindakan ini dilakukan guna mendorong perkembangan dan mendukung pengeluaran yang melemah. Meskipun begitu, kepercayaan terhadap bank sentral pun pernah diragukan.

“Bank Indonesia sulit dibaca pada bulan-bulan terakhir tahun 2024 dan awal tahun ini,” ujar Moss.

Dia mengatakan bahwa ketegasan dalam keputusan ekonomi moneter sungguh diperlukan, walaupun hal itu mungkin tampak menjemukan.

Apakah Stabilitas Benar-Benar Kembali?

Moss mengatakan bahwa ketidakstabilan awal pemerintahan Prabowo perlahan-lahan meredup. Pasar finansial di Indonesia tampak semakin tenang, pelelangan surat utang berlangsung dengan baik, dan investor kini mulai menilik lagi bursa saham dalam negeri yang sebelumnya sudah tujuh bulan mengalami arus dana keluar.

"Saat ini, marilah kita peringati dengan berhati-hati bahwa kekacauan sedang istirahat," katanya, demikian dilaporkan. Pikiran-Rakyat.com dari Channel News Asia .

Meskipun begitu, dia menekankan bahwa ini bukanlah titik akhir dari krisis tersebut. Tambahan pula, pengeluaran masif untuk program sarapan gratis yang merupakan bagian dari janji kampanye Prabowo diperkirakan hanya akan mulai berdampak di kuarter-kuarter mendatang.

GDesain

Website Berbagi desain gratis terlengkap. Juga menyediakan Jasa Desain Murah.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama