, BANDA ACEH - Program Studi Ilmu Administrasi Negara (IAN) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh menyelenggarakan sebuah kuliah umum dengan tema "Kaitan Antara Isu yang Menyebar Cepat dalam Media Terhadap Respon Petugas Pelayanan", berlangsung di Laboratorium Analisis Kebijakan sekolah tersebut, pada hari Senin tanggal 2 Juni 2025.
Kegiatan tersebut mempersembahkan Kepala Ombudsman RI Perwakilan Aceh Dian Rubianty SE Ak MPA sebagai pembicara utama.
Pada presentasinya, Dian menyoroti fenomena yang dia istilahkan dengan "tidak viral, tidak ada keadilan," di mana pejabat pelayan masyarakat umumnya baru bertindak ketika sebuah kasus telah menjadi trending topik di media sosial.
“Fenomena ini membentuk konstruksi sosial yang berbahaya. Lama-lama, pelayan publik jadi pasif dan hanya mau bertindak kalau ada tekanan viralitas,” ujar Dian.
Dia menggarisbawahi bahwa situasi tersebut tidak harus dipbiarkan sebab bisa membentuk masyarakat yang cepat mempercayai berita-berita viral tanpa melakukan pengecekan fakta terlebih dahulu.
Dian menekankan kepentingan memiliki sikap proaktif saat melayani orang lain, bukannya hanya bersikap pasif terhadap situasi. Dia menggunakan Nabi Muhammad SAW sebagai contoh utama, sebab beliau selalu peduli dengan ummat sampai pada hari terakhir hidupnya.
"Pelayan publik harus menganggap teladan tersebut sebagai dasar dari pekerjaan mereka," katanya.
Di samping itu, Dian juga menggarisbawahi pentingnya peran Ombudsman RI sebagai institusi yang sigap dalam mendengarkan serta menangani keluhan masyarakat tentang praktik buruk administrasi pelayanan publik.
Dia bahkan mendorong para siswa untuk mendirikan Komunitas Mahasiswa Peduli Pelayanan Publik, yang bertujuan untuk meningkatkan pemantauan atas sejumlah permasalahan pelayanan dalam lingkungan kampus.
Pada bagian tanya jawab, Dian menggarisbawahi bahwa asas dari kebijakan afirmaatif dalam politik ekuitas menjadi fondasi operasional Ombudsman, yaitu untuk mendukung kesetaraan substansial, khususnya bagi mereka yang paling di pinggirkan. (*)