Apakah Anda tahu bahwa membesarkan tanaman secara organik jauh lebih rumit daripada berkebun biasa? Tanaman sayur dan buah yang dihasilkan dari metode pertanian organik ini dipelihara tanpa menggunakan pupuk atau pestisida sintetis. Selain itu, keberhasilan dalam bertani organik juga sangat tergantung pada kondisi iklim dan sumber daya alam sekitar.
Ini merupakan suatu tantangan bagi para petani dan penghuni kebun, mengingat pertanian organik secara alamiah memerlukan upaya ekstra. Akan tetapi, kesulitan tersebut tidak harus menjadikanmu mundur, sebab bercocok tanam dengan metode organik adalah bentuk investasi dalam jangka waktu lama. Beberapa rintangan dari bertanam organik diuraikan sebagai berikut untuk memberi pemahaman kepada Anda sebelum mulai melakoninya.
1. Hasil dari pupuk organik tidak selalu langsung terlihat.
Penggunaan pupuk organik menjadi aspek penting dalam pertanian organik. Pupuk ini dihasilkan dari materi-materi alam seperti sisa-sisa tumbuhan atau bekuan binatang. Nutrisi yang terkandung dalam pupuk organik lebih beragam jika dibandingkan dengan pupuk buatan secara sintetis atau kimia yang cenderung memiliki komposisi nutrisi tertentu misalnya nitrogen, fosfor, kalsium serta jenis-jenis unsur hara lainnya.
Walaupun memiliki variasi nutrisi yang lebih baik, namun diperlukan waktu lama bagi tanaman untuk mengabsorbsinya sepenuhnya. Secara singkat, pertumbuhan tanaman yang diurus secara organik cenderung lebih lambat daripada tanaman yang dirawat menggunakan metode konvensional.
Meskipun demikian, pupuk organik merupakan investasi jangka panjang untuk mempertahankan mutu tanah. Pupuk organik tidak menyisakan residu dan membantu menjaga populasi mikroorganisme di dalam tanah agar tetap seimbang.
2. Penggunaan insektisida alami kurang memberikan hasil yang memuaskan.
Seperti halnya dengan pupuk organik, pestisida nabati memiliki tingkat keefektivan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan pestisida kimia. Ini disebabkan oleh fakta bahwa pestisida kimia mengandung zat aktif dalam kadar yang terfokus. Akan tetapi, pestisida nabati juga dipandang beresiko sebab sisa-sisanya mungkin tertinggal di permukaan sayur dan buah-buahan yang nantinya akan kami konsumsi.
Walaupun keefektifan insektisida nabati biasanya rendah, namun jenis insektisida ini relatif lebih aman ketika diterapkan pada tanaman. Ini karena insektisida nabati diekstraksi dari tumbuhan seperti rempah-rempah yang tidak disuka oleh hama atau serangga.
Agar dapat menghindari serangan hama atau insekta, Anda bisa mencoba menanam tanaman penjaga di sekitar area kebun Anda. Tanaman ini berfungsi sebagai benteng alami yang membantu menjauhkan serangga dari tumbuhan utama Anda. Menambahkan tanaman penjaga serta menggunakan pestisida buatan alam secara bersama-sama bakal memperkuat perlindungan pada tanaman terhadap gangguan dan seranga hewan tersebut.
3. Pengeluaran biayanya lebih tinggi di tahap awal.
Pada awalnya saat mulai menanam sayuran dengan cara organik, Anda mungkin perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk memenuhi kebutuhan pertanian tersebut. Biaya pembelian insektisida alami serta pupuk organik biasanya cukup tinggi. Selain itu, biji tumbuhan yang ditanam secara organik pun memiliki harga jual yang lebih tinggi dibandingkan jenis lain karena proses pengembangbiakannya tidak melibatkan teknologi genetic engineering.
Selain itu, lahan pertanian organik umumnya punya produktivitas yang rendah di awal penanaman. Karena proses pertanian organik yang memakan waktu lebih lama membuat hasil panen yang dihasilkan lebih rendah dari pertanian yang menggunakan bahan-bahan kimia.
Karena itulah, sayur-sayuran dan buah-buahan dari kebun organik dibanderol dengan harga lebih tinggi. Semua produk tersebut melewati tahap produksi yang tidak sebentar. Dengan perawatan tanah secara organik yang terus-menerus seiring berjalannya waktu, Anda pasti akan memperoleh hasil panen yang jauh lebih produktif mulai dari masa tanam pertama.
4. Membutuhkan pengorbanan tenaga dan waktu lebih banyak
Berkebun dengan cara organik membutuhkan pengorbanan waktu dan energi tambahan. Anda perlu menghasilkan pupuk kompos sendiri atau meramu pestisida alami secara independen. Perawatan tanaman serta pembersihan rumput liar pun mesti dilakukan lebih rutin karena tanaman organik cenderung lebih mudah terserang hama dan penyakit.
Bisa jadi akan ada beberapa kegagalan pada tahap awal ketika baru mulai menerapkan metode bertani organik. Namun dari upaya tersebut, Anda dapat menghasilkan pangan yang bergizi tanpa sisa bahan kimia. Selain itu, lingkungan di sekitar Anda pun ikut dilestarikan dan menjadi lebih hijau.
5. Memerlukan pemahaman yang lebih dalam mengenai hobi berkebun
Berkebun secara organik tidak hanya terkait dengan menanam tanpa menggunakan pupuk atau pestisida sintetis, tetapi juga bukan soal meninggalkannya begitu saja untuk pertumbuhan alami. Praktik berkebun organik mengharuskan kita memiliki pemahaman mendalam tentang pendekatan holistic dalam bertani.
Anda harus mempelajari mengenai pergantian tanaman, mikroorganisme dalam tanah, keragaman biota, musiman, serta ilmu ekologi lainnya. Informasi tersebut akan membantu Anda meningkatkan produksi panen, memberikan produk makanan yang sehat dan bermutu, serta merawat kelangsungan lingkungan. Dengan demikian, tidak ada pihak yang mendapat kerugian dari metode bertani organik.
Melakukan penanaman secara organik tentu saja mengharuskan pengeluaran biaya, investasi waktu, serta upaya tambahan. Akan tetapi, hasilnya sangat setara dengan manfaat mendapat tanaman yang sehat. Kendala yang tampak rumit ini dapat dihadapi melalui pembelajaran bertahap tentang teknik pertanian organik.