gdesain11.xyz, SORONG - Jalannya sangat hancur di area Simpang Lima Gunung Jufri, secara spesifik di Jl. Sungai Maruni KM 10, Kelurahan Matalamagi, Kecamatan Sorong Utara, Kota Sorong, Papua Barat Daya.
Pengguna jalan dan supir kendaraan mengeluh setiap harinya ketika melewati rute itu.
Menurut mereka, sampai saat ini belum ada tindakan yang serius dari pihak pemerintahan.
Kerusakan di jalanan bukan saja merusak kenyamanan dan keamanan para pemakaian jalan, namun juga dieksploitasi beberapa individu tak bertanggung jawab untuk menarik uang secara ilegal (pungli) dengan dalih memperbaiki jalan melalui upaya sendiri.
Pantauan gdesain11.xyz Pada hari Jumat pagi (30/5/2025), ditemukan beberapa lobang besar serta permukaan jalanan yang tidak rata.
Ini sungguh berbahaya, apalagi ketika musim hujan sebab cenderung mengakibatkan kecelakaan.
Sebagian penduduk mengatakan bahwa terdapat sekelompok individu yang berada di tepi jalan dan mengejar para pengemudi untuk mendapatkan uang dengan dalih akan digunakan untuk membeli semen dan perbaikan jalanan.
Akan tetapi, keefektifan serta keterbukaannya dalam tindakan ini diragukan.
Menurut Budi, seorang driver ojol, dana tersebut dikatakan untuk membeli semen, namun tak jelas pula perbaikan apa yang dilakukan. Jalanan masih tampak rusak seperti biasa.
Peristiwa ini menimbulkan berbagai pendapat baik positif maupun negatif di antara publik.
Beberapa orang menghargai adanya perbaikan jalanan darurat, tetapi banyak juga yang protes karena pengenaan biaya dilakukan tanpa prosedur formal.
"Kalau memang untuk perbaikan dan benar-benar diperlukan, kami tak keberatan, tetapi seharusnya ini menjadi kewajiban pemerintah, bukannya masyarakat yang harus membayar saat berada di jalanan," ungkap Yanti, salah satu penduduk dari Kelurahan Matalamagi.
Masyarakat berharap mendapatkan tanggapan cepat dan komprehensif dari pihak pemerintahan, terutama karena wilayah tersebut adalah jalan utama dengan volume lalu lintas yang tinggi.
Mereka pun mendorong instansi keamanan agar secara tegas menghentikan perilaku pemerasan tersebut karena dianggap menciptakan ketidaknyamanan dan berpotensi menyulut perselisihan dalam masyarakat. (gdesain11.xyz/angela cindy)