Inspiratif: 115 kg Limbah Hewan Kurban di Angke Dijadikan Pupuk Kompos Berkelanjutan

Laporan oleh Wartawan dari Wartakotalive.com, Nuri Yatul Hikmah

, TAMBORA — Inspirasi cerdas berasal dari warga di Kelurahan Angke RW 10, Tambora, Jakarta Barat, yang mengubah sisa-sisa hasil pengolahan daging hewan qurban menjadi pupuk kompos dengan menggunakan Instalasi Komposting.

Ternyata, di desa itu, jumlah sampah dari hewan mencapai 115 kilogram secara keseluruhan.

Sekretaris Kelurahan Angke, Anjas Umaryadi menyebutkan bahwa proses konversi sampah menjadi pupuk organik ini masih dalam tahap percobaan karena merupakan kali pertamanya dijalankan.

Menurutnya, terdapat sesi spesifik dalam proses pembuatan kompos itu sendiri, yaitu mencakup 115 kilogram sampah padat serta 22,5 liter dari limbah Cair.

"Untuk sekarang kita hanya mengumpulkan sampah dari lima tempat penyembelihan ternak qurban, yakni di Balai Desa Angke yang menyembelih seekor sapi; di Mesjid Al Anshoriyah RT 004/01 Kelurahan Angke yang menyembelih empat sapi dan lima kambing; serta di Masjid Al Ittihad RT 006/03 Kelurahan Angke dengan satu sapi, satu kambing, dan tiga domba," jelas Anjas ketika ditanya pada hari Minggu, tanggal 8 Juni 2025.

"Setelah itu, ada juga Masjid Al Nasrulloh di RT 003/08 Kelurahan Angke yang menyediakan 2 kerbau dan 1 kambing, bersamaan dengan Masjid Al Utsmaniyah di RT 006/08 Kelurahan Angke yang memiliki 1 kerbau dan 3 kambing," tambahnya.

Anjas menekankan bahwa timnya tidak mengumpulkan kotoran hewan berasal dari seluruh tempat penyembelihan ternakan Idul Adha di area Angke.

Sebab itu, ruang untuk mengolah kompos milik Anjas cukup terbatas.

Anjas menyebutkan bahwa tindakan mengumpulkan sampah dari ternak kurban dilakukan dengan bantuan staf PPSU (Penanganan Prasarana Sarana Umum) di Kelurahan Angke.

Sampah yang diproses meliputi kotoran binatang, isi perut, serta cairan darah hewan dan jenis sampah organik lainnya dari Masjid dan Mushola. Selanjutnya, semua ini akan dikirimkan ke fasilitas pengomposan yang terletak di RW 10 Kelurahan Angke.

Limbah yang berasal dari Kantor Kelurahan Angke ditangani secara langsung melalui fasilitas komposting yang berada di kawasan Kantor Kelurahan Angke.

"Limbah disimpan dalam kotak kompos dan kemudian ditutup dengan lapisan kompos dan tanah di atasnya guna mencegah timbulnya bau," terang Anjas.

"Harapannya melalui usaha ini bisa mengecilkan jumlah sampah organik yang dibuang ke selokan dan ke TPST Bantar Gebang. Di waktu akan datang, kapasitasnya dapat diperbesar dengan mengumpulkan lebih banyak sampah dari mesjid-mesjid serta musholla lainnya," tambahnya.

Pada saat yang sama, Kepala Bidang Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat, Achmad Hariadi memberi penghargaan kepada Kelurahan Angke bersama timnya karena telah memulai program mengolah sampah hasil sembelihan hewan qurban menjadi kompos organik.

"Energi yang berfokus pada lingkungan menjadi aspek utama dalam pelaksanaan perayaan Idul Adha tiap tahun, mulai dari area kandang hewan kurban, proses pengurbannya, hingga membersihkan tempat penyaliban," jelas Hariadi saat diwawancarai oleh seorang reporter, Minggu lalu.

Hariadi menjelaskan bahwa ide Eco qurban merujuk pada pengejawantahan ibadah qurbannya dilakukan dengan cara yang memperhatikan keseimbangan ekologis. Konsep ini bertujuan untuk menciptakan keuntungan bagi komunitas serta mengurangi efek buruknya kepada alam sekitar.

Oleh karena itu, dia menginginkan agar inisiatif ini dapat diadopsi secara lebih luas oleh penduduk di wilayah Jakarta Barat serta daerah-daerah lainnya. (M40)

GDesain

Website Berbagi desain gratis terlengkap. Juga menyediakan Jasa Desain Murah.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama