7 Kisah Inspiratif Tentang Kebaikan dalam Islam untuk Anak-Anak Anda

Menceritakan kisah-kisah kepada anak-anak membawa berbagai dampak positif bagi mereka, di antaranya adalah memotivasi mereka untuk melakukan hal-hal baik sejak usia muda. Berikut beberapa alternatif pilihan cerita-cerita Islam yang menyinggung tentang perilaku mulia yang dapat Ibu baca bersama si kecil?

Dikutip dari buku Terampil Mendongeng Oleh Kusumo Priyono, mendongeng jika diterapkan dengan gaya yang amat dekat dan hangat bisa membuka pikiran si anak.

Ini sejalan dengan perkembangan rohani mereka, sehingga mereka akan mendapatkan hal-hal yang amat bernilai untuk diri sendiri dan bisa menentukan apa yang positif serta apa yang negatif.

Oleh karena itu, selain bisa menjadi kegiatan yang signifikan untuk dilakukan menjelang tidur, menceritakan kisah-kisah Islami juga berfungsi untuk memperkenalkan nilai-nilai agama Islam kepada anak Anda.

Kisah Motivasi Islam Yang Menginspirasi Bagi Anak-Anak

Apabila Ibu berniat menceritakan kisah-kisah Islam yang mengandung nilai-nilai positif kepada Buah Hati, berikut adalah beberapa saran cerita sebagaimana diambil dariصند صند 70 Kisah Seru dan Menginspirasi Berdasarkan Arti Hadits dan 100 Cerita Islam Terpilih untuk Buah Hati :

1. Manusia Yang Memiliki Wawasan Lengkap

Imam Muhammad bin Ali bin Husain kerap diolok-olok oleh masyarakat namun dia memilih untuk sabar. Meskipun demikian, beliau adalah seorang yang memiliki wawasan luas dan karena itu dikenal dengan gelarnya yaitu al-Baqir.

Judul tersebut disalahartikan oleh seseorang menjadi "al-baqar" yang artinya sapi. Akan tetapi, Imam Muhammad bin Ali masih tetap tenang dan sopan.

Orang tersebut merasa tidak berhasil mengundang kemarahan Imam Muhammad. Kemudian, dia menggunakan kata-kata lain, "Engkau adalah putra dari seorang koki, keturunan perempuan berkulit gelap dengan napas bau tak sedap."

Imam Muhammad bin Ali menanggapi dengan berkata, "Apabila perkataanmu memang tepat, mohonlah ampunan untuk wanita tersebut kepada Allah SWT. Namun bila apa yang kau katakan adalah kesalahan, haraplah pula pengampunan dariNya bagi diriku."

Imam Muhamad terus tampil tenang sambil menyuguhkan senyum hangat. Seiring berjalannya waktu, orang itu mulai merasa tertunduk oleh kelembutan serta kesabaran yang ditunjukkan Imam Muhammad. Akhirnya, ia memutuskan untuk bertaubat.

2. Waktunya Tidak Dapat Berakhir

Kebiasaan positif milik Khalifah Umar bin Abdul Aziz adalah jika sudah selesai mengerjakan satu tugas, dia tak menghabiskan waktu untuk beristirahat tetapi langsung memulai dan menuntaskan pekerjaan selanjutnya.

Pada suatu waktu, dia memiliki tugas yang menggunung. Ekspresi wajahnya sangat letih terlihat jelas.

"Hai Khalifah, mungkin lebih baik kamu istirahat sekarang. Biarkan pekerjaannya di lanjutkan besok," kata salah satu sahabat.

"Hanya dengan bekerja selama satu hari sudah membuatku capek, apalagi tugas yang biasanya diselesaikan dalam dua hari dipadatkan jadi satu hari," ujar Khalifah Umar.

Terdapat pula seseorang yang amat memperhatikan nilai waktu. Dia ialah Amir bin Abdul Qais, seorang pengikut generasi setelah sahabat Rasulullah di Basrah. Dikenali karena pidato-pidatonya yang berani dan tegas. Selain itu, ia terampil sekali dalam membacakan ayat-ayat suci Al-Quran.

Pada satu ketika, dia bertemu dengan beberapa individu malas. Mereka menggunakan waktunya hanya untuk berbicara tentang hal-hal sepele.

"Hai Amir, istirahatlah sebentar, duduklah bersama kita," sapa salah satu dari mereka.

"Apabila kalian bisa menahan laju waktu, saya akan ikut serta dan bercanda dengan kalian," ujar Amir.

3. Cerita tentang Penggembira pintu neraka yang berupa batu

Seorang pria baru masuk agama sedang duduk sendiri di tengah gurun pasir. Karena baru memeluk agama tersebut, dia masih sangat asing dengan Islam. Oleh karena itu, ia bingung bagaimana caranya untuk menjadi Muslim sesungguhnya.

Pada saat berpikir mendalam tersebut, dia mengambil tujuh batu yang berada di sekitarnya. Lalu dia berkata kepada batu-batuan itu, "Woi batu, perhatian! Aku bersumpah bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku menyatakan bahwa Muhammad adalah utusan Allah."

Pria tersebut pun jatuh berbaring di atas gurun pasir. Dia menempatkan tujuh batu itu sebagai bantal di bawah kepala. Tak berselang lama, dia mulai memimpikan seperti akhir zaman sudah terjadi.

Pada tiduranya, dia mengamati bahwa buku catatan perbuatan hidupnya sedang ditinjau oleh para malaikat. Namun, karena kesalahannya yang mendominasi, akhirnya dia dihakimi untuk dikirim ke neraka.

Ajaibnya, ketika akan dilemparkan ke dalam neraka, tiba-tiba saja pintunya tertutup rapat oleh tujuh buah batu. Batu-batu tersebutlah yang menyaksikan perjalanannya memeluk Islam.

Malaikat kemudian mengantar pria tersebut menuju 'Arsy. Disitulah, suara Tuhan berbicara dengan-Nya: "Hai hambaku, bebatuan yang engkau kumpulkan di Padang Arafah telah memberikan kesaksian atas ikrarmu. Tidak ada seorang pun yang dapat meremehkan hakmu. Kini, silakan memasuki surga."

4. Unta Menyelamatkan Rasul

Pencarian Rasulullah untuk menyebarluaskan agama Islam dipenuhi dengan berbagai rintangan. Salah satu tantangannya adalah ketegangan besar yang ditunjukkan oleh Abu Jahal. Bahkan, Nabi Muhammad SAW mendapat ancaman bahwa dia akan dilempar dengan batu.

Halo sahabat sekalian, mari kita hindari biar tidak ada penyebaran pemikiran baru oleh Muhammad. Ia sudah mencemarkan keyakinan leluhur kita. Untuk Allah, saya bersumpah besok akan membawa sebuah batu menuju Masjidil Haram untuk dilemparkan kepada Muhammad.

Setelah itu, pilihan ada di tangan kalian, apakah ingin menyerahkan aku kepada kaumku atau justru menyelamatkanku dari ancaman mereka?" teriak Abu Jahal.

Saat menyaksikan sumpah Abu Jahal, para hadirin berteriak, "Setiausaha Allah, kami takkan serahkan Engkau pada sesuku-Mu. Lanjutkan tekadmu!"

Pada hari berikutnya, Abu Jahal menuju ke Ka'bah. Dengan sikap angkuh, dia melangkahkan kakinya sambil memegang bebatuan yang cukup besar. Dia bahkan mengundang teman-temannya datang guna menonton aksinya saat hendak melempar batu tersebut kepada Rasul.

Saat sampai di Masjidil Haram, dia mengamati Nabi yang sedang melakukan sholat. Sang Nabi tidak memiliki petunjuk tentang kedatangan Abu Jahl beserta rombongannya.

Selanjutnya, Abu Jahal perlahan-lahan bergerak mundur. Saat ia ingin mendekati Muhammad SAW., dengan batunya siap dilepaskan, tiba-tiba dirinya meloncat kembali. Batu tersebut jadi terjatuh ke permukaan tanah.

Tiba-tiba wajah Abu Jahal menjadi pucat dan raut ketakutan tidak dapat dia sembunyikan. Teman-temannya sangat shock menyaksikan perilaku Abu Jahal yang kelihatan ganjil.

"Apa sesungguhnya terjadi pada mu, Abu Jahal? Kenapa engkau tak membuang batu tersebut ke arah kepala Muhammad saat beliau sujud tadi?" tanyanya kepada sahabatnya.

Ketika saya hampir mencapai Mohammad dan bersiap untuk melemparkan batu ke kepalanya, tiba-tiba seekor gajah unggu muncul dengan siap menginjak saya. Saya amat ketakutan karena belum pernah melihat gajah unggu yang sedemikian rupa besarnya. Jikalau saya tetap maju dengan maksud tersebut, pasti saja saya akan meninggal tertimpa kaki gajah unggu itu. Karena alasan ini pula, saya langsung lompat mundur dan membatalkan tujuan awal saya.

"Ya Abu Jahal, ketika kamu mendekati Muhammad tadi, kita diam-diam menyaksikannya dari kejauhan. Namun, kita sama sekali tak melihat untanya seperti yang kamu sebutkan. Bahkan bayangan unta itu saja, kita tidak pernah menatapnya!" teman-temannya mencurigai semua penuturan Abu Jahal tersebut.

Mereka berpikir bahwa Abu Jahal telah membuat narasi. Pada akhirnya, mereka menjadi kurang yakin dan enggan untuk memperhatikan perkataan Abu Jahal lagi.

5. Keadilan Shah Jehan

Suatu hari, ketika Shah Jehan tengah asyik berburu, ia secara tak terduga bertemu dengan seorang pekerja yang lantas menceritakan keluhan dirinya. “Ya tuanku, tunjukilah keadilanmu kepada kami yang lemah ini! Ingatkalah bahwa penguasaku telah bersikap zalim padanya. Ia tidak pernah membayarkan upahnya selama beberapa bulan belakangan sehingga kini saya merana karena kemiskinan. Saya amat memerlukan uang tersebut. Bantulah saya!”

Shah Jehan berhenti sebentar. Setelah itu, ia langsung memberi perintah kepada para penjaganya untuk mendatangkan tuan si pekerja harian yang baru saja melaporkan masalahnya. Begitu sang tuan hadir, dia tak dapat lagi menyangkal tentang keluhan milik buruh tersebut.

Dia mengakuinya semua. Setelah mendengar seluruh pengakuan sang tuan, Shah Jehan langsung memberi perintah agar tuannya turun dari punggungan kudanya dan tukang pikulan tersebut pun diganti dengan yang lain menaiki tunggang kuda miliknya.

Pemilik kuda diinstruksikan untuk lari sambil memandu kuda yang dikendarai sang tukang batu. Baik suka maupun tidak, pemilik tersebut menjalankan perintah Shah Jehan dengan penuh kesungguhan. Kegiatan ini berlanjut sepanjang waktu Shah Jehan sedang berburu, sampai akhirnya pemilik tersebut kehabisan tenaga dan tak bisa lagi lari serta mengarahkan kendratannya.

Dia terjatuh penuh lelah merentangi seluruh tubuhnya ketika mendarat di permukaan tanah. Setelah itu, Shah Jehan mendekatinya lalu berucap, "Inilah menjadi pembelajarannya bagimu agar engkau dapat menghormati usaha kerjaanku yang telah letih dalam menunjang diri mu. Sekarang, aku akan memberikan upah padamu sebab kau sudah melakukan tugas sesuai instruksiku."

Saya juga memintanya, pastikan kau membayarnya sesuai upah pekerjaan yang sudah ia lakukan untukmu! Saya tidak mau melihat adanya ketidakadilan terjadi dalam cakupan pengawasan saya maupun tepat di hadapan mata saya sendiri.

6. Kehormatan Hasan Bin Ali

Hasan bin Ali bin Abi Thalib merupakan keturunan langsung Nabi Muhammad SAW yang amat dikagumi oleh umat Muslim. Ia bagaikan intan dalam kehidupannya, berkat sifat moral yang luhur serta pujian yang diterimanya.

Suatu hari Hasan duduk di depan gerbang rumahnya ketika tiba-tiba seorang pemuda Bedouin dari Arabia mendatangi dirinya. Pemuda asing tersebut kemudian mengutuki Hasan bin Ali serta orang tuanya.

Uniknya, Hasan Bin Ali hanya mendengarkan tanpa merespons sama sekali dengan kata-kata yang digunakan pemuda Badui itu untuk mencemoohnya.

Setelah sang pemuda bedouin itu lelah mengutuk dan menyumpahi, Hasan berbicara dengan nada sopan ke arahnya, "Hai Bedouin, apakah kau merasa lapar atau haus? Ataukah ada hal lain yang membuatmu bingung?" tanyanya dengan keramahan.

Acuh terhadap ucapan Hasan tadi, pemuda bedouin tersebut justru semakin meningkatkan hujatannya terhadap Hasan Bin Ali.

Selanjutnya, Hasan memerintahkan asisten rumah tangganya untuk mengambil sejumlah uang perak. Kemudian ia menyerahkannya kepada para pemuda bedouin itu. "Hai Bedouin, mohon ampunilah saya!" Ini semua yang saya punya," kata Hasan dengan nada lembut dan penuh belas kasihan.

Pada akhirnya, kebaikan hati dan tindakan penuh belas kasihan yang ditunjukkan oleh Hasan Bin Ali dengan layanannya yang halus dapat meleburkan perasaan sang pemuda pedesaan itu. Ia menetes air mata sambil berlutut kemudian sujud kepada Hasan.

"Hai keturunan Nabi Muhammad SAW, ampunilah saya atas perlakuan kasar kepada Anda. Faktanya, saya dengan sengaja melaksanakan tindakan ini guna mengukur kesopanan dan keridhoan hati Anda sebagai seorang cucu Nabi yang sangat saya cintai. Kini biarkanlah saya merasa tenang menyadari bahwa Anda memiliki akhlak yang luhur," ujar pemuda Badui itu sambil tetap meneteskan air mata.

7. Berkah Basmalah

Seorang wanita lanjut usia sangat religius. Namun, suaminya adalah orang yang tidak bertaqwa dan menolak memenuhi kewajibannya dalam hal agama, termasuk menghindari tindakan baik.

Wanita tersebut selalu membaca bismillah setiap kali dia bicara atau ingin memulai sesuatu tugas. Sang suami tidak menyukai kebiasaan itu dan sering membuat lelucon tentang hal ini.

"Tunggu sebentar... bismillahirrahmanir rahim, sepertinya tak ada kata lain yang lebih cocok," canda sang suami.

Istri tersebut tetap diam. Malah, dia mendoakan kepada Allah SWT untuk memberikan petunjuk kepada suaminya.

Suatu hari, sang suami mengatakan, "Kelak kau akan merasa kecewa dengan buku-buku yang kau baca!"

Agar memberikan kejutan kepada istrinya, dia menyodorkan sejumlah besar uang dengan pesan khusus: "Simpanlah uang ini baik-baik serta pastikan tidak ada yang hilang ataupun berkurang!"

Istriya mengambil dana tersebut. Kemudian, dia meletakkannya di lokasi yang terjamin keamanannya serta dirahasiakan. Tetapi, sang suami akhirnya mempelajari dimana letak penempatan uang itu. Tanpa diketahui, dia mengeluarkannya secara diam-diam dan kemudian menyembunyikannya didalam tong yang berada dibelakang rumah.

Beberapa hari kemudian, sang suami menelepon istrinya dan menanyakan, "Uang yang saya berikan sebelumnya mana? Sekarang saya butuhkan kembali."

Setelahnya, sang istri menuju lokasi di mana dia menaruh uang tersebut. Suaminya pun mengikutinya tanpa diketahui. Perlahan, dia mendekati kotak simpanannya dan dengan hati-hati membuka serta membacakan basmalah," Bismillahirrahmanirrahim.."

Pada saat itu pula, Allah mengirimkan Malaikat Jibril untuk memindahkan kembali uang suami wanita tersebut ke posisinya asli. Dengan begitu, ibu muda yang rajin menjalankan ibadah akhirnya dapat mereturn uang tersebut kepada sang suami.

Betapa kagetnya si suami melihat kejadian tersebut. Meskipun seharusnya dia adalah orang yang membuat istrinya terkejut, ternyata malah dirinyalah yang menjadi heran. Ia juga merasa bersalah dan akhirnya mengaku semua tindakan buruknya kepada pasangannya.

Segera kemudian, ia bertaubat dan bersumpah bahwa dirinya akan menyampaikan seluruh aturan agama, termasuk membacakan basmalah pada awal setiap tugas yang dimulainya.

Pilihan Redaksi
  • 28 Kumpulan Cerita Rakyat Singkat dengan Nilai-nilai Etis, Sesuai untuk Dikirimkan pada Anak-anak Sebelum Istirahat Malam
  • Keuntungan Memperkenalkan Dongeng Fiktif Seperti Jumboland ke Anak Kecil Menurut Pandangan Psikologis
  • Cerita Singkat untuk Anak: Kerangka yang Bernilai

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway , yuk join Komunitas GDesain11.xyzSquad. Untuk mendaftar, silakan klik disini. SINI . Gratis!

GDesain

Website Berbagi desain gratis terlengkap. Juga menyediakan Jasa Desain Murah.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama